Layaknya sebuah rombongan nelayan
dalam satu kapal. Seperti biasa mencari apa yang dicari. Siang dan malam silih
berganti. Jika musim memungkinkan, maka banyaklah yang di dapati. Tapi jika
cuaca tak mendukung, sungguh bersiaplah dengan kehampaan.
Sudah pasti jika cuaca buruk akan
sulit untuk melaut. Alhasil, tangkapan pun, tak kan di dapati. Tapi perlu
bersyukur dari hidup sebagai nelayan. Dimana kita diajari bagaimana menjadi
sabar. Ya, sabar yang sesabarnya. Sebab di laut adalah bagaikan mencari benda raib.
Syukur-syukur hasilnya berlimpah, jika sedang musim ikan atau udang. Namun jika
sebaliknya. Apa mau kata? Sabar menanti musim ikan dan udang yang berlimpah di
laut.
Nelayan sangat tahu kondisi saat
ikan ada dan tidak. Kenapa saya katakan begitu? Sebab saya merasakan bagaimana menjadi
seorang nelayan. Kita sudah mengetahui bagaimana keadaan alam. Seperti ingin
mengatahui tempat-tempat ikan dan udang yang banyak.
Ya, saya contohkan jika ingin mukat
di laut saja. Sebelum memasang pukat tersebut, terlebih dahulu, kita melihat
kedalaman air, cuaca, warna air hingga keadaan arus. Jika memungkinkan, maka di
pasang disitulah pukat tersebut.
Air laut yang tidak berwarna
terang-terangan dan kedalaman sekitar lima sampai sepuluh meter, di dukung
dengan cuaca yang tidak buruk, serta keadaan arus yang tidak terlalu kencang,
dalam artian sedang-sedang saja. Maka bolehlah memasang pukat disini. Dalam artian,
bisa diprediksi pendapatan ikannya. Namun ini tidak bisa menjamin, karena
sekali lagi saya katakan, bahwa di laut adalah benda raib.
Berbicara tentang mencari ikan
ditengah laut, itu tak lepas dari pantang menyerahnya seorang nelayan, nelayan
diajarkan untuk tidak menyerah dengan keadaan. Terus mencari dan mencari hingga
di dapati apa yang dicari. Jika hari ini belum maksimal apa yang dicari, maka
akan ada harapan di hari esoknya. Sebab mau tidak mau, haruslah dilalui. Karena
laut adalah kehidupan bagi masyarakat yang berdiam di daerah pesisir.
Tak perlulah bersedih dengan apa
yang kita dapati hari ini. Toh, barangkali ini bukan musim ikan dan udang yang berlimpah.
Tetap berjuang dengan apa yang dicari, karena itu semua pasti kan ada jalannya.
Siapa tahu esok adalah musim pengharapan kita (ikan dan udang). Maka selagi itu kesempatan
kejarlah, karena musim yang baik ini siapa tahu tidak akan datang lagi menyapa
kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda