Kamis, 17 Maret 2016

Ekonomi Masyarakat Pesisir

Sebagaimana yang diketahui bahwa memajukan kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan nasional negara Republik Indonesia. Tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum tersebut diamanatkan pada salah satu alinea dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Hanya saja, mewujudkan tujuan tersenut bukanlah persoalan gampang, karena semua itu terkait persoalan dana. Untuk itulah kemudian pemerintah menggali berbagai sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang dimaksud antara lain adalah menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di laut.



Upaya untuk memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencaharian merupakan upaya yang sangat postif, karena memang Indonesia merupakan negara maritim serta dipenuhi dengan berbagai ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kesemua itu merupakan langkah pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang berdiam di pesisiran pantai di Indonesia.
 
Disisi lain juga, kekayaan alam laut Indonesia yang begitu melimpah dan banyak mengandung sumber daya alam, masih juga belum dimanfaatkan pemerintah dan masyarakat. Penyebabnya tentu beragam, bisa dari penguasaan ilmu dan teknologi kita yang masih rendah dalam memanfaatkan segala potensi laut yang ada. Hingga ketidakmampuan dalam hal dana guna membiayai segala potensi tersebut. Dengan menyadari perlunya modal, bagi kelangsungan untuk usaha mereka tersebut, tak jarang para nelayan harus berurusan dengan para pemilik modal atau yang biasa disebut dengan Toke.

Pada dasarnya, dapat kita saksikan berbagai macam problem ekonomi nelayan. Khususnya mereka yang mendiami di pesisiran pantai. Dimulai dari cuaca yang tidak menentu, sehinga memaksakan terpaksanya berhentinya melaut untuk sementara waktu. Lalu pada pendapatannya yang juga tidak menentu, hingga pada modal yang di dapatinya.

Saat ini mari kita berandai-andai bahwa pertumbuhan ekonomi bukan didasarkan pada angka-angka peningkatan produksi barang/jasa, investasi, konsumsi dan sebagainya, melainkan pada keadaan ekonomi, sosial, budaya masyarakat wilayah pesisir. Mengapa wilayah pesisir? karena wilayah ini dapat dikatakan sebagai potret bangsa Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu perekonomian untuk berproduksi (GDP potensial) sepanjang waktu (Dominic Salvatore dan Eugene A. Diulio. 2004:80). Pertumbuhan ekonomi juga proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Jika melihat kondisi ekonomi, sosial, budaya masyarakat pesisir saat ini, dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia sebetulnya tidak mengalami pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahunnya. Atau lebih tepatnya pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak merata dan tidak dirasakan masyarakat pesisir.

Dari pernyataan di atas juga terlihat bahwa salah satu karakteristik yang menonjol dari pertumbuhan ekonomi adalah bertambahnya barang dan jasa. Jika dilihat dari aspek pertambahan barang dan jasa, terlihat bahwa masyarakat pesisir tidak menikmati pertambahan tersebut. Barang dan jasa yang ada di wilayah pesisir tidak diproduksi dalam skala yang terus bertumbuh. Penangkapan ikan oleh nelayan bersifat subsisten. Hal tersebut diperparah dengan adanya pengurasan sumberdaya perikanan dengan adanya pencurian oleh kapal asing. Sumberdaya yang diproduksi di wilayah pesisir tentunya akan terus bertambah dan berarti hal tersebut akan menambah tingkat kemiskinan di wilayah pesisir.

Share: 

5 komentar:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda