Kamis, 16 Juli 2015

Membaca Yasin di Laut


Saat mengikuti lomba yang di adakan oleh Kemenag RI. Acara yang di ikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi Islam Negeri di seluruh Indonesia atau dapat juga dikatakan sebagai ajang yang berlevel tingkat nasional. Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke VII. Even yang di adakan 2 tahunan ini mengisahkan banyak sekali pengalaman dan cerita untuk di bagi pada tulisan saya kali ini. 

Acara yang dilaksanakan pada tanggal 18-24 Mei 2015 di IAIN Palu Sulawesi Tengah. Namun sebelum acara pembukaan dimulai, pada sore Minggu 17 Mei 2015, saya dan kawan-kawan di ajak oleh dosen pembimbing atau yang disebut dengan tim official dari masing-masing cabang lomba, di ajak untuk menghadiri pembacaan surah Yasin.

Dalam hati rada bingung. Bertanya. Baca Yasin? Iya. dimana pak? Di Pantai Palu. Wah, saya tergirang bukan main. Sebab ingin sekali dan penasaran seperti apa dan bagaimana suasana pembacaan Surah Yasin tersebut. Belum lagi katanya, ini merupakan bentuk dari pemecahan rekor MURI Indonesia bahkan di dunia. 

Pembacaan Surah Yasin berlangsung setelah sholat ashar hingga selesai. Momen yang di gagas oleh kemenag RI ini langsung di pimpin oleh bapak Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin. Sebelum kedatangan pak menteri, banyak warga dari berbagai latar yang duduk di sekitaran sepanjang Pantai Taman Ria Palu. Mereka duduk berjejeran kurang lebih 4 sampai 5 km panjang pantai. Mereka kebanyakan dari majelis ta`lim, pelajar, mahasiswa, masyarakat sekitar serta dari berbagai perguruan tinggi agama Islam Negeri se Indonesia. Juga tak lupa di hadiri oleh para pejabat di Kota Palu dan Provinsi Sulteng serta Rektor IAIN Palu beserta jajarannya.

Saya melihat ini sungguh unik dan menarik. Sebab, persatuannya masyarakatnya sangat kuat. Apalagi dengan sikap warga yang sangat hormat kepada orang lain. Warga disini sangat ramah. Kami disambut dengan ramah. Terbukti dengan kedatangan bapak Menteri Agama, semua orang diajak untuk duduk. Apalagi pas kami dari rombongan IAIN Pontianak berjalan, ada salah seorang yang naik motor sambil dia bilang "duduk-duduk, pak menteri sudah datang. Spontan kami juga duduk.

Mengenai baca Surah Yasin, saya beranggapan bahwa inilah pertama kalinya saya lihat orang membaca al-Quran di tepian pantai dengan begitu banyaknya orang hingga puluhan ribu orang. Saya beranggapan ini sebagai ajang silaturahmi dan berkumpul sesama kawan-kawan di seluruh Indonesia. Sesambil membuka dan membaca al-Quran Atau bisa juga saya sebutkan dengan membaca Surah Yasin di laut. 

Video yang berhasil saya abadikan. Walau hanya sedikit tapi ini bisa menjadi bukti pembenarannya.



Share: 

Senin, 13 Juli 2015

Gunung Api di Bawah Laut

Tim peneliti secara tidak sengaja menemukan empat gunung berapi tidak aktif di bawah laut lepas pantai Sydney, Australia.Tim dari badan ilmu pengetahuan nasional Australia (CSIRO) menemukan hal ini saat mencari tempat berkembang biak udang larva.
 Sekelompok gunung berapi tersebut diperkirakan berumur sekitar 50 juta tahun.
Para peneliti mengatakan temuan ini kemungkinan akan memberikan sejumlah jawaban tentang bagaimana Australia berpisah dari Selandia Baru. Gunung ini ditemukan sekitar 250 km lepas pantai Sydney.
Share: 

Budaya Bahari Indonesia

Nenek moyang bangsa Nusantara telah memahami, menghayati arti dan kegunaan laut sebagai sarana untuk menjalin berbagai kepentingan antar bangsa, seperti perdagangan serta komunikasi antar bangsa. Pada perkembangan selanjutnya, berdirilah kerajaan-kerajaan diseluruh Nusantara, karena panggilan nilai-nilai kebaharian. Kerajaan maritim terbesar adalah Sriwijaya (683 M - 1030 M) dan Majapahit (1293 M - 1478 M). Sebagai maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya mendasarkan politiknya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai daerah-daerah penting sebagai pangkalan kekuatan lautnya. Angkatan Laut Sriwijaya ditempatkan di pangkalan-pangkalan untuk mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut bea cukai serta mencegah terjadinya pelanggaran di laut wilayah kekuasaanya.
Share: 

Sabtu, 04 Juli 2015

Belajar Sejarah dari Lomba Penulisan Sejarah

Saya yang pake baju biru


ketika saya saat mengikuti perlombaan Karya Tulis Ilmiah yang di adakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 Juni 2015 di Hotel Dangau Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Sebuah event yang berskala se Provini yang di ikuti oleh 60 Mahasiswa/i dari berbagai latar belakang kampus yang berbeda yang ada di Kalimantan Barat.

Lomba Penulisan Budaya Tingkat Mahasiswa Se Kalimantan Barat ini sungguh mengisahkan sebuah momen yang paling berharga. Salah satunya adalah mendapatkan sahabat-sahabat baru dan pengalaman baru juga yang tak kalah pentingnya adalah bertemu dengan salah satu pemateri yang sungguh bagi saya adalah mereka semua adalah luar biasa dalam bidangnya masing-masing. Sebut saja ada Bapak Safaruddin Usman beliau merupakan pemerhati sejarah Kalbar, Ibu Dra. Juniar Purba, dan yang terakhir adalah pak dosen sekaligus pembina Club Menulis IAIN Pontianak yaitu Pak Dr Yusriadi. Mereka bertiga adalah para dewan juri dalam perlombaan tersebut sekaligus memberikan materi dan ilmunya kepada para peserta.

Share: 

Kamis, 02 Juli 2015

Kontingen IAIN Pontianak di Palu, Sulteng

Catatan Dari Palu
Sungguh benar dugaan saya waktu mengikuti tes PIONIR VII 2015 di kampus IAIN Pontianak. Dugaan yang tak perbah meleset sekalipun, bahwa saya akan lulus berangkat ke Kota Palu, Sulawesi Tengah tanggal 16-25 Mei 2015. Penuh rasa suka dan duka, ketika saat-saat mengikuti pelatihan karya tulis ilmiah, hingga saat ikut seleksi untuk para peserta yang akan berangkat.

Share: