Hembusan angin musim hujan, mengalir menerpa di tepian gang-gang.
Angin itu lalu, menyebar menciptakan kesejukan di sepanjang jalan. Hujan
turun semakin deras. Suasana semakin terasa magis.
Selain
keindahan, kota khatulistiwa ini memiliki sejarah yang sangat
menakjubkan. Apalagi kalau kisah tentang larinya hantu kuntilanak yang
diusir dengan meriam oleh Sultan Pontianak dan para kawan-kawannya.
Pepohonan di belakang rumah tampak mengigil. Pohon-pohon itu seperti sekarat dalam
kedinginan di musim penghujan. Angin menggoyangkan ranting dan
dahannya. Dedaunan pohon itupun berguguran kemana-mana. Ah, itulah yang
ku lihat di suasana waktu ini. dingin menerpa. Pulang kehujanan.
Sore ini hujan sangat deras. Aku terpaksa pulang dengan badan basah
kuyup. Dingin menyelimuti seluruh badan. Sudah menjadi kebiasaan setiap
waktu hujan kala sore tiba, aku sengaja pulang dalam hujan. Sengaja
berbasah-basah menikmati rintik hujan. Ini memang sudah menjadi
kegemaranku mandi dalam hujan. Walau tidak seperti masa kecil dulu, tapi
apa salahnya melawan hujan yang deras tersebut.
Hujan selalu membawa cerita sendu di setiap tetesnya. Di sana, awan hitam menggelantung dengan muram siap menumpahkan isinya. Hujan memiliki peran mengenai arti kesendirian, pengharapan, dan setiap tetes air mata.
Hujan selalu membawa cerita sendu di setiap tetesnya. Di sana, awan hitam menggelantung dengan muram siap menumpahkan isinya. Hujan memiliki peran mengenai arti kesendirian, pengharapan, dan setiap tetes air mata.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda