Bu, Aku Ingin Menjadi Nelayan
“Bu,
saya ingin menjadi seorang nelayan”. Adalah sebuah harapan yang tak bakalan
kita saksikan oleh anak-anak masa kini. Akan sangat sulit menemukan, bila ada
anak-anak yang bercita-cita ingin menjadi nelayan. Nelayan adalah pekerjaan
yang menantang ombak, menahan terik panas matahari, bertaruh hidup dan mati.
Apa jadinya bila di dunia ini tak
ada nelayan? Dan apakah dengan tidak adanya anak-anak yang bercita-cita untuk
menjadi seorang nelayan, nelayan akan berkurang? Jawabannya tentu kalian sudah
tahu sendiri. Apakah mau atau tidaknya seorang untuk menjadi seorang nelayan.
Saya menekan ini karena, barangkali kalian yang membaca tulisan saya ini paham
betul dengan kondisi masyarakat pesisir.
Dunia tanpa nelayan akan aman-aman
saja. Dan tak mengapa jika tak ada satupun orang dimuka bumi ini menjadi
nelayan. Tentu, bila tak ada nelayan, ekosistem laut akan terjaga dengan baik.
Dan kita bisa melihat keanekaragaman hayati yang ada di dalam laut. Semacam
rumput laut, berbagai jenis ikan dan tentunya terumbu karang.
Ya, mau atau tidak menjadi nelayan, dia
akan tetap menjadi nelayan. Apalagi keluarganya hampir rata-rata nelayan. Maka
sudah barang tentu akan mengikuti jejak sang ayah untuk melaut. Walaupun ada
sebagian anak nelayan yang bisa melanjutkan pendidikan tinggi dan sukses dalam
karirnya, namun tidak sedikit anak yang berlatar nelayan akan mengikuti jejak
keluarganya. Menjadi nelayan pilihan utama.
Saat ini sudah diatur sedemikian
rupa tentang penangkapan ikan di laut negeri tercinta kita ini. Tentunya banyak
peraturan-peraturan yang sangat baik bagi ekosistem alam laut kita. Karena
sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa kesadaran masyarakat masih sangat
rendah terhadap laut. Misalnya dalam membuang sampah limbah dan merusak terumbu
karang. Penangkapan dengan cara pengeboman ikan, dan pukat harimau.
Tentu yang merusak-merusak itu harus
dicegah sedini mungkin, agar tak ada lagi habitat laut yang mati. Tapi, saya
begitu salut dengan kepemimpinan Pak Jokowi ini. Berkat menteri yang di
pilihnya Bu Susi, tindakan penangkapan ilegal oleh kapal asing perlahan
berkurang. Bahkan jika ada lagi akan ditindaklanjuti secepatnya. Di bakar
kapalnya adalah pilihan oke. Juga satu menteri yang kemaritiman Pak Rizal
Ramli, yang dengan perkataan pedasnya, berani mengkritik perusahaan asing yang
tidak pro terhadap pembangunan Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda