Sabtu, 21 November 2015

Bu, Aku Ingin Menjadi Nelayan

Bu, Aku Ingin Menjadi Nelayan 

Bu, saya ingin menjadi seorang nelayan”. Adalah sebuah harapan yang tak bakalan kita saksikan oleh anak-anak masa kini. Akan sangat sulit menemukan, bila ada anak-anak yang bercita-cita ingin menjadi nelayan. Nelayan adalah pekerjaan yang menantang ombak, menahan terik panas matahari, bertaruh hidup dan mati.
 
Apa jadinya bila di dunia ini tak ada nelayan? Dan apakah dengan tidak adanya anak-anak yang bercita-cita untuk menjadi seorang nelayan, nelayan akan berkurang? Jawabannya tentu kalian sudah tahu sendiri. Apakah mau atau tidaknya seorang untuk menjadi seorang nelayan. Saya menekan ini karena, barangkali kalian yang membaca tulisan saya ini paham betul dengan kondisi masyarakat pesisir.

Dunia tanpa nelayan akan aman-aman saja. Dan tak mengapa jika tak ada satupun orang dimuka bumi ini menjadi nelayan. Tentu, bila tak ada nelayan, ekosistem laut akan terjaga dengan baik. Dan kita bisa melihat keanekaragaman hayati yang ada di dalam laut. Semacam rumput laut, berbagai jenis ikan dan tentunya terumbu karang.

Ya, mau atau tidak menjadi nelayan, dia akan tetap menjadi nelayan. Apalagi keluarganya hampir rata-rata nelayan. Maka sudah barang tentu akan mengikuti jejak sang ayah untuk melaut. Walaupun ada sebagian anak nelayan yang bisa melanjutkan pendidikan tinggi dan sukses dalam karirnya, namun tidak sedikit anak yang berlatar nelayan akan mengikuti jejak keluarganya. Menjadi nelayan pilihan utama.

Saat ini sudah diatur sedemikian rupa tentang penangkapan ikan di laut negeri tercinta kita ini. Tentunya banyak peraturan-peraturan yang sangat baik bagi ekosistem alam laut kita. Karena sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa kesadaran masyarakat masih sangat rendah terhadap laut. Misalnya dalam membuang sampah limbah dan merusak terumbu karang. Penangkapan dengan cara pengeboman ikan, dan pukat harimau.

Tentu yang merusak-merusak itu harus dicegah sedini mungkin, agar tak ada lagi habitat laut yang mati. Tapi, saya begitu salut dengan kepemimpinan Pak Jokowi ini. Berkat menteri yang di pilihnya Bu Susi, tindakan penangkapan ilegal oleh kapal asing perlahan berkurang. Bahkan jika ada lagi akan ditindaklanjuti secepatnya. Di bakar kapalnya adalah pilihan oke. Juga satu menteri yang kemaritiman Pak Rizal Ramli, yang dengan perkataan pedasnya, berani mengkritik perusahaan asing yang tidak pro terhadap pembangunan Indonesia.



Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda