Anda
penasaran tentang budaya-budaya Kalbar khususnya Pontianak. Tak perlu
cemas saya akan membahas beberapa event budaya yang ada di kota
Pontianak. Ini
akan. Diantara
kalender event itu mungkin lebih baiknya saya jelaskan sebagai berikut:
·
Cap Go Meh (Februari)
Sebagai rangkaian tahun baru Cina-Tionghoa (Imlek) degelarkan prosesi Cap Go Meh atau acara ritual pada hari ke 15 setelah Imlek. Tatung/Sin Min/Loya turun kejalan dan memasuki tempat pemujaan di perkampungan dengan diiringi sekelompok gendang untuk mengusir roh jahat.
Bersamaan
dengan itu diselenggarakan juga Festival Cap Go Meh dan atraksi wisata lainnya
sehingga membuat suasana kota semakin semarak dengan warisan budayanya. Atraksi
yang menakjubkan ini hanya dapat di tonton di Sinkawang, Sambas, Bengkayang,
Mempawah, Sungai Pinyuh, Sintang, Ketapang, kubu Raya, dan Pontianak.
Pesona Kulminasi Matahari (21-23 Maret
& 21-23 September)
Titik Kulminasi |
Bagi
kita yang berada di garis Khatulistiwa, matahari akan nampak diatas kepala,
bila kulminasi atas, terjadi sekitar tanggal 21-23 Maret dan tanggal 21-23
September.
·
Gawai Dayak (Mei)
Tarian Dayak |
Merupakan
salah satu pesta sebagai ungkapan terima kasih kepada sang Pencipta “Jubata”
atas panen padi yang berlimpah, dapat melambangkan peresatuan, aspirasi,
identitas kemakmuran serta memperkanalkan bahwa masyarakat Dayak ikut andil
dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Festival ini adalah suatu keharusan untuk
dikinjungi untuk menyaksikan berbagai macam atraksi suku Dayak asli pada saat
karnaval keliling kota, ritual, pameran, fashion show serta kontes Bujang Dare,
ukiran kayu, tarian, dan berbagai permainan rakyat.
·
Perayaan Hari Ulang Tahun Kota Pontianak
(Oktober)
Pontianak
merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia. Tepatnya di Kalimantan Barat
yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurahman Alkadrie pada tanggal 23 Oktober. Masyarakat
Kalimantan Barat biasanya merayakan hari ulang tahun Pontianak dengan
mengadakan perlombaan ataupun festival yang dapat menjadi hiburan bagi semua masyarakat baik
yang terlibat dalam perayaan ul-tah maupun tidak.
Seni
permanina rakyat yang spektakuler oleh masyarakat di sekitar jembatan Sungai
Kapuas Kota Pontianak menjelang malam Lebaran Idul Fitri dan salah satu acara
dalam menyambut acara Hari Ulang Tahun Pontianak. Dentuman dahsyat suara meriam
karbit dari dua sisi pinggiran sungai Kapuas menjadi kebanggaan pengunjung
sebagai tanda berakhirnya masa Bulan Puasa.
Alkisah
menurut sebagian para ahli sejarah, raja pertama Pontianak Syarif Abdurahman
Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat
diganggu hantu-hantu. Lalu kemudian sultan memerintahkan pasukannya mengusir
hantu-hantu itu dengan meriam. Pontianak sebenarnya adalah sebuah kota yang
memiliki hantu kuntilanak. Karena pada dasarnya Pontianak berasal dari kata
Bunting dan anak, atau dalam bahasa Malaysianya Buntinganak. Ketika zaman orde
baru, perayaan meriam karbit dilarang dan baru kembali diadakan setelah era
orde baru.
·
Lomba Sampan Hias
sampan berbentuk ikan |
Bertempat
di Waterfront Taman Alun-alun Kapuas diadakan lomba perahu hias. Jumlah peserta
yang terdaftar dalam perlombaan ini sebanyak 64 kelompok namun dalam
pelaksanaannya diikuti hanya 23 peserta yang berasal dari berbagai wilayah di
Kota Pontianak. Perlombaaan perahu hias ini menurut Syf. Nurani selaku juri
lomba, hal ini bertujuan untuk mengangkat kembali sejarah kebudayaan lancang
kuning yang dibawa pertama kali oleh Sultan Abdurahman, disamping mengangkat
wisata air yang ada di Kota Pontianak.
·
Lomba Layang-layang Hias
Layang-layang berbentuk logo Pontianak |
Pada
lomba layang-layang hias ini terdapat berbagai macam bentuk kreativitas
layang-layang yang ikut memeriahkan, antara lain ada yang berbentuk kapal,
rumah, bunga atau daun, ada juga yang berbentuk benda angkasa bulan, manusia
serta binatang. Peserta layang-layang hias ini selalu diikuti oleh seluruh
kabupaten dan kota yang ada di Kalimantan Barat, yang dimana perlombaan ini
dibagi dalam dua kategori yaitu layang-layang hias 2 dimensi dan 3 dimensi.
Dalam perlombaan ini, terdapat tiga kategori penlaian antara lain ide
kreatifitas, konstruksi dan kerapian serta kestabilan saat berada diatas.
Perlombaan
ini tidaklah semata untuk menghibur melainkan juga untuk menggali nilai-nilai
tradisional rakyat yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Selain itu lomba
layang-layang hias ini juga merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan
lokal maupun asing.
·
Pemilihan Bujang Dare
Bujang dan Dare |
Acara
pemilihan Bujang dan Dare ini merupakan event tahunan yang cukup banyak
menyedot minat masyarakat Kota Pontianak. Namun ternyatan bukan hanya warga Pontianak saja yang
antusias, tapi juga wisatawan lokal dari luar Pontianak, bahkan tidak sedikit
juga wisatawan asing yang sengaja datang untuk menyaksikan dan turut
mengabadikan event ini.
Pemilihan
Bujang dan Dare selain untuk mempertahankan budaya bangsa juga untuk menambah
wawasan yang luas dibidang pariwisata dan budaya di kalangan remaja Pontianak.
Selain itu, kegiatan ini dapat menampung aspirasi para remaja yang bergerak
dibidang modeling dan seni secara profesional.
Bujang
Dare yang terpilih akan dinobatkan sebagai duta pariwisata Kota Pontianak.
Keduanya berfungsi mempromosikan budaya Kota Pontianak. Seperti adat istiadat
Melayu Kota Pontianak, jenis tariannya, lagu daerah, pakaian daerah, masakan daerah serta mempromosikan seluruh
objek wisata yang ada di Kota Pontianak.
Sumber:
Dinas kebudayaan dan pariwisata kota Pontianak (brosur)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda