Gambaran
kegiatan Beratam sebelum tahun 1999.
Walaupun
banyak yang tahu atau yang masih menjaga tradisi ini di Kampung Teluk Harapan Desa
Sepok Laut tapi masih belum banyak orang yang menulis literatur tentang beratam
ini. Dan dalam hal tulisan dan publikasi tradisi ini yang ada di Sepok Laut sangat
jarang dilakukan sehingga menyebabkan
pengetahuan masyarakat menjadi terbatas.
Mengapa
tema ini menarik untuk di tulis?
Pertama, karena penulis tertarik untuk menulis
ini karena dari tahun ke tahun tradisi ini cukup berbeda secara signifikan untuk
itu, tradisi Beratam sebelum tahun 1999 menggambarkan tentang bagaimana tradisi
ini yang dilaksanakan dengan suasana seadanya disebabkan belum adanya masuk
jaringan listrik dan tradisi Beratam sesudah tahun 1999 menggambarkan tentang
respon masyarakat terhadap Beratam itu sendiri yang pada perubahannya dimulai
dengan masuknya jaringan listrik. Tulisan ini sebagai pembanding dari dulu
hingga sekarang. Dalam perkembangan yang pesat ini, tradisi ini bergeser.
Dan kedua, Beratam
adalah sebagai ajang silaturahmi antar saudara, teman dan sebagai ajang
berkumpulnya sesama masyarakat serta sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT sebagai karunia
serta nikmat-Nya. Karena itu, Beratam menjadi budaya yang penting dalam
masyarakat. Tradisi ini jika dikerjakan akan menjadi ajang yang baik untuk
menjadikan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang saat ini dianggap
mulai pudar.
Acara Beratam ini
dimulai dengan selesainya anak itu belajar membaca Al-Quran. Pada kegiatan ini
persiapannya dimulai dengan pembuatan taruf. Pengerjaan taruf dikerjakan secara
bergotong royong oleh sesama tetangga. Bahan untuk taruf yang dibuat dengan
kayu ini diambil di pesisir pantai. Sebab dipinggiran pantai pesisir cukup
banyak kayu-kayu yang hanyut. Lantai taruf dari meminjam papan dari orang yang
memiliki papan banyak di rumahnya. Biasanya papan yang di pinjamkan itu
dipinjamkan dari tetangga yang dekat atau dari keluarga yang banyak memiliki
papan. Papan ini kemudian dihitung jumlahnya berapa, dan diberi tanda nama
pemiliknya, sehingga memudahkan pada saat pengembaliannya nanti.
Setelah selesai
membuat taruf, dilakukanlah persiapan untuk menyiapkan beberapa hal yang
dibutuhkan untuk Beratam, sejadah, serta seperangkat alat shalat untuk guru
ngaji. Jika guru ngajinya laki-laki cukup dengan pakaian muslim dan songkok,
dan kain dan jika gurunya perempuan maka yang diberi untuk guru tersebut adalah
mukena shalat. Ditambahkan lagi pelengkapan untuk pembacaan doa seperti ayam
panggang, pulut warna kuning. Pada tempat dalam anak yang Beratam dibuatlah
hiasan seperti kaligrafi Al-Quran yang terbuat dari papan triplek yang di tulis
dengan cat dan replika kapal sebagai tempat anak tersebut untuk mengaji nanti.
Bersambung..
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda