Minggu, 22 Mei 2016

Anem dan Ledeng

Anem mati. Ya, anem mati. Sejak kapan anem mati? Sejak pukul delapan pagi hingga jam lima sore. Sepekan berapa kali anem mati? Hari ini mati besok hidup lagi. Itu terjadi sudah beberapa dalam  sepekan ini. Anem mati sudah menjadi hal yang biasa, terlebih bagi masyarakat Kalbar, khususnya bagi masyarakat Pontianak dan sekitarnya.



Kita tak memungkiri, dengan keberadaan penduduk yang semakin tahun semakin bertambah. Belum lagi arus kedatangan penduduk dari luar, membuat persedian tenaga anem juga semakin terbagi-bagi ditiap-tiap rumah. Tiap-tiap daerah, sementara kapasitas tenaga anem hanya sedikit.

Masyarakat banyak yang mengeluh, terlebih di media sosial perihal mereka mengelu kesah seringnya anem mati (kalo saya pribadi cukup mengeluh dalam hati saya).

Tak mengapa untuk sementara kita beli dulu anem dari negara tetangga. Malaysia. Kalo sudah siap dan tenaga anemnya sudah baik, barulah kita gunakan sendiri anem di negeri kita yang tercinta ini. anem sudah menjadi kebutuhan sehari-hari kita. Anem mati, masyarakat galau dibuatnya.

Lalu bagaimana dengan si Ledeng? Ledeng yang saya maksud adalah apalagi kalo perseteruan antara Pak Sekda Kalbar dengan Pak Wali Kota Pontianak, tentang ledeng. Loh apa sebabnya? Menurut koran lokal langganan saya, pak Wali Kota, agak bete` mendengar pernyataan dari Pemprov Kalbar, “Mereka bilang. Tak ada air bersih, tak ada rumah yang tersalurkan air bersih. Kita mau buktinya ke dia. Makanya saya putuskan PLN di rumah dia,” ujar pak wali kota. Dan beberapa penilaian hasil kinerja pemkot yang nol, sementara pak wali kan bekerja dengan keras.

Ah, saya tak akan membahas yang sudah banyak dibahas oleh kebanyakan media. Syukur-syukur kita masih punya jaringan listrik di desa kita. Sementara begitu banyak desa atau daerah yang belum teraliri listrik. Mengapa kita harus memarah pada PLN? Wong kapasitas mesin dan bahan bakarnya terbatas, belum lagi banyaknya yang belum bayar tunggakan tagihan listrinya. Bukankah listrik itu disubsidi pemerintah?

Walau begitu, marilah kita rawat anem dan ledeng di rumah kita. Bayar tepat waktu. Dan usahakan agar kita tidak nunggak bayarnya, mudah-mudahan saja PLN dan PDAM bisa mengerti, bahwa orang yang gak bayar itu, barangkali mereka harus membayar hutang-hutangnya, walaupun bayarnya agak telat.


Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda