Senin, 20 Februari 2017

Sebuah Cerita Tentang Robo` robo di Sungai Kakap

Pagi buta sekitar jam tiga subuh. Suasana desa Sepok Laut Kecamatan Sungai Kakap sudah ramai masyarakat yang beraktivitas. Baik orang dewasa sampai anak-anak juga siap akan menaiki kapal berukuran besar. Tapi tujuan mereka subuh-subuh dini hari bukan untuk pergi melaut, tapi mereka akan pergi ke Sungai Kakap. Ya. Pagi sekali kami warga Sepok Laut berangkat untuk datang pada acara Robo`robo`.

Sungai Kakap adalah kecamatan yang ada di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Diketahui bahwa, tradisi yang terbesar di Sungai Kakap ini telah dijadikan masyarakat sebagai sarana untuk silaturahim dan ekonomi. Banyak handai taulan yang berkumpul menyatu bila tradisi ini sedang berlangsung. Begitu pun juga dengan para pedagangnya yang dapat mengais rejeki sebanyak-banyaknya. Bukan hanya itu saja, tetapi banyak menyatukan seluruh elemen masyarakat.

Robo` robo` merupakan event tahunan yang ada di Kecamatan Sungai Kakap. Bukan hanya di daerah ini saja yang juga melaksanakan robo` robo`, di Kabupaten Mempawah yang merupakan terbesar di Kalbar juga daerah lainnya yang tak kalah menariknya untuk disaksikan.

Hampir setiap tahunnya pada hari Rabu di bulan Syafar masyarakat Kecamatan Sungai Kakap melaksanakan adat budaya Robo`-robo.  Robo` robo` ini pun sebagaimana yang sudah diketahui masyarakat Kalbar adalah merupakan ciri dari budaya Bugis Kalbar. Namun hingga kini, setiap melaksanakan adat ini, bukan hanya oleh suku Bugis saja, tetapi semua suku masyarakat yang ada di Sungai Kakap ikut merayakannya. Ikut berbaur menjadi satu. Itulah Indonesia dengan keanekaragamannya yang membuat dunia takjub akan keindahan alamnya.

Saya sendiri yang merupakan warga desa Sepok Laut, selalu hadir pada event Robo` robo` ini. Event ini menyatukan berbagai macam element masyarakat. Bukan hanya berdoa bersama saja, berbagai macam perlombaan juga menjadi daya tarik masyarakat untuk datang dan melihat bagaimana robo` robo` ini dilaksanakan.

Perlu diketahui begitu beragamnya suku yang ada di Kalbar ini membuat daerah ini sangat kaya akan berbagai macam baik itu budaya, kuliner hingga tradisi-tradisi yang sangat bisa dijadikan wisata yang ada di Kalbar ini.

Robo` robo` adalah salah satu Objek Wisata Kalbar yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Dengan adanya event budaya seperti ini, beragam masyarakat suku dan agama berbaur bersama.

Menurut cerita salah seorang tokoh yang berhasil saya tanyai, di Sungai Kakap, dahulunya acara itu adalah acara tolak balak yang diadakan pada bulan Syafar. Penyebutan Robo`robo` ini berasal dari beberapa dasar sebagai berikut: 

Pertama, Berasal dari nama hari yaitu rabu ( Rabu berasal dari bahasa arab yaitu Ar-bia’ /Raba’a) karena selenggarakan pada hari rabu minggu terakhir dalam safar (bulan dalam kalender arab) jadi Rabu-rabu.
 
Kedua, Ketika ada peristiwa jembatan roboh (ambruk) di dekat kuala Mempawah. Peristiwa robohnya jembatan dikuala Mempawah itu menjadi bagian dari kombinasi penyebutan Robo’-robo’ hingga yang kita dengar saat ini (dengan logat tekanan suara oleh orang melayu) seperti, tidur=tido’, dapur=dapo’, dll. ditambah lagi pelaksanaan pada hari Rabu.

Ketiga, Robo` robo` mengambarkan situasi dan kondisi masyarakat dalam pelaksaanannya, sangat ramai, beramai-ramai, penuh sesak dan hiruk pikuk.

Dalam agenda Robo’ robo’ itu juga, banyak diselenggarakan kegiatan-kegiatan seperti pasar rakyat, serta berbagai macam hiburan dan perlombaan. Adapun tujuan dari diselenggarakannya ritual robo` robo` ini adalah masyarakat yang tinggal khususnya di kawasan pesisir pantai memanjatkan syukur atas hasil alam yang diperoleh serta meminta ampun dan pertolongan kepada Allah SWT, agar apa yang pernah dan telah menimpa nabi pada zaman dahulu tidak menimpa mereka yang berada dipinggir/dekat laut. Dengan memanjatkan doa untuk keselamatan secara bersama-sama.

Diberitakan di koran Suara Pemred Kalbar, edisi 18/12/14. Robo`robo` dilaksanakan dengan meriah ditiga wilayah pesisir di Kalimantan Barat. Robo`robo` dilaksanakan pada hari Rabu terakhir dibulan Syafar, Hijriah. Robo`robo` menandai kedatangan Empu Daeng Manambon ke wilayah Mempawah. Yang selanjutnya mendirikan kesultanan Amantubillah. Tiga wilayah yang menyelenggarakan Robo`robo`, yaitu Kota Mempawah, Sungai Kakap di kabupaten Kubu Raya, dan warga di Delta Sungai Pawan.

Robo`robo` di Kabupaten Mempawah. Di kota Mempawah, pelaksanaan tradisi Robo`robo` dihadiri ribuan orang dan utusan dari berbagai keraton di Nusantara. Kegiatan napak tilas kedatangan Opu Daeng Manambon menjadikan kuala Mempawah, ramai dipadati pengunjung. Mempawah dalam bahasa Bugis mempang yang berarti tidak bisa ditenggelamkan, dalam bahasa Dayak Sampau yang berarti asam biru mani.

Robo`robo` di Kubu Raya. Tradisi Robo`robo` di kabupaten Kubu Raya digelar di tiga kecamatan. Yaitu, kecamatan Sungai Kakap, Kubu, dan Teluk Pakedai. Selain sarana melestarikan budaya leluhur, Robo-robo menjadi sarana menjalin silaturahmi antar warga. Robo-robo diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat, pelajar dan pemerintah. Ada lomba sampan, kasidah dan lain-lain.

Robo’-robo’ di Ketapang. Ratusan masyarakat dipinggiran sungai Pawan, Desa Kauman, kecamatan Benua Kayong, turut melaksanakan ritual robo-robo. Mereka berkumpul menjadi satu dengan hidangan makanan yang disajikan memanjang tepat dihadapannya. Dimulai dengan membasahi daun andong, dilanjutkan dengan membaca doa selamat, baik dihalaman depan rumah maupun dipinggiran sungai.

Share: 

6 komentar:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda