Akhir-akhir
ini saya dapati berbagai macam pesan yang masuk di HP saya. Baik itu di
WA, SMS, chat di facebook, dan juga di twiter saya. Untung saya sudah
jarang buka IG, kalo sering aktif, mungkin saya bakalan juga ditanya
"Rahmat skripsi udah kelar"?
Ini pertanyaan yang menusuk di dada. Bagaimana tidak, tiap hari buka sosmed, liat teman postingan sidang dan wisuda. Dan satu lagi pertanyaannya, "Rahmat, ingat kerjakan skripsimu". Itu kata beberapa dosen saya.
Ini
bukan tentang siapa saja yang udah pernah merasakan betapa lelahnya “disiksa” oleh dosen. Tapi tentu
tergantung masing-masing individu. Ada yang menganggapnya sebagai momok, ada
yang beranggapan ini sebagai tantangan dan juga ada barangkali ini adalah
perkara yang mudah baginya. Ya, sekali lagi saya katakan, ini tergantung
individu masing-masing.
kita tak
bisa kita menyamaratakan orang lain dengan kita. Bagi kita, ini sesuatu yang
sangat sulit, tapi bagi orang lain belum tentu. Semuanya ada sudut pandang
masing-masing.
Dan
bagi saya skripsi itu sebagai tantangan bagi saya. Sebenarnya skripsi itu tidak
terlalu sulit bila dikerjakan secara konsisten dan sering nulis, nulis dan
mikir bagaimana secepatnya bisa selesai dalam menyelesaikan skripsi kita
tersebut.
Menurut Wikipedia, skripsi adalah istilah yang digunakan di
Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang
membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Skripsi
bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai
dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu
memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis,
menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan
yang diambilnya.
Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia.
Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia.
Dalam penulisan skripsi, mahasiswa
dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan
tinggi tempat mahasiswa kuliah. Untuk penulisan skripsi yang dibimbing oleh
dua orang, dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing
I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II.
Proses penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu
kampus dengan yang lain. Namun umumnya, proses penyusunan skripsi adalah
sebagai berikut: Pertama ada pengajuan
judul skripsi, lalu ada pengajuan proposal skripsi, kemudian ada seminar proposal skripsi lalu penelitian.
Setelah
penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil
karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir).
Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.
Terdapat juga proses penyusunan skripsi yang cukup ringkas sebagai berikut: yakni ada pengajuan judul skripsi, penelitian dan bimbingan skripsi, kemudian seminar, lalu sidang dan revisi lagi. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, prosesnya memang banyak pada revisinya itu loh.
Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.
Terdapat juga proses penyusunan skripsi yang cukup ringkas sebagai berikut: yakni ada pengajuan judul skripsi, penelitian dan bimbingan skripsi, kemudian seminar, lalu sidang dan revisi lagi. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, prosesnya memang banyak pada revisinya itu loh.
Menurut saya, dalam menulis skripsi itu diperlukan
sebuah kefokusan dan konsisten yang tinggi. Saya tak bisa memaafkan diri saya
yang ternyata hingga saat ini belum juga kelar dalam menulis skripsi. Meskipun terbilang,
saya dianggap pandai dalam menulis. Tapi kenyataannya sangat berbeda.
Perlu diketahui, ada alasan saya mengapa saya
terlambat dalam menyelesaikan tugas akhir saya yang bernama skripsi ini:
Pertama, karena
kekurangan biaya buat hidup di kota ini. Ya, saya harus “bekerja” siang dan
malam demi mencukupi segala keperluan dan biaya hidup saya disini. Makanya,
bila ditanya tentang skripsi, maka sungguh sulit bagi saya untuk membagi waktu.
Kedua, gak ada
leptop, PC komputer apalagi. Mau tidak mau saya harus meminjam sama teman. Dan
parahnya, saya memang tidak pernah untuk meminjam leptop kepada teman.
Ketiga, saya memang
malas ngerjakan. Ini alasan terakhir sekaligus alasan terbesar. Ya Allah semoga
saya terhindar dari sifat-sifat negatif, salah satunya sifat kemalasan ini.
Itulah sekelumit alasan saya mengapa saya terlambat
dalam menyelsaikan skripsi saya. Tapi saya sudah janji pada diri sendiri. Di semester
sepuluh ini, saya bakalan menyelesaikan skripsi saya. Ayah, Ibu maafkanlah
anakmu ini. Oke semangat menjemput rejeki dan jodoh bismillahirrahmanirrahim.
wah, semangat dong, ini ujian hidup yg kudu terlewati :)
BalasHapusTerimakasih mbak.
HapusDI PERUT PRIA INI, BERSARANG RATUSAN KOIN DAN PISAU CUKUR
BalasHapus