Jumat, 17 Juni 2016

Catatan ke Sungai Adong

Jumat 03 Juni 2016

Hari ini ayah akan datang ke Kota Pontianak, sudah bisa diketahui, pasti dari Sungai Kakap. kedatangannya hanya untuk mengunjungi anak adiknya yang akan melaksanakan resepsi pernikahannya pada tanggal 4-5 Juni 2016 di Sungai Adong, Kabupaten Kubu Raya.

Karena sudah menjadi rencana kami sepekan sebelumnya, bahwa aku akan menjemput ayah di Sungai Kakap dan langsung menuju ke Sungai Adong dengan menggunakan sepeda motor yang aku pinjam dari seorang teman.


Tepat jam 10 pagi, aku pun sudah sampai di Sungai Kakap. bertepatan juga dengan tibanya kapal motor tumpangan ayah. Suasana begitu rame. Terutama dari pihak keluarga kami dan beberapa warga desa Sepok Laut. Mungkin karena akan menyambut bulan suci Ramadhan, jadi, sudah dipastikan akan sangat ramai masyarakat yang berbelanja di pasar Sungai Kakap. Pasar Kakap adalah tempat belanjanya warga desa Sepok Laut.

Santai sejenak. Tak lupa ku salami ayah. Kami pun singgah makan di warung makan pinggir pelabuhan Sungai Kakap. setelah makan, kami pun langsung tancap gas dan segera menuju Sungai Adong dengan melewati jalan Kota Pontianak.

Di jalan kami bicara banyak hal, selain hendak silaturahmi ke tempat keluarga, ayah juga berencana untuk menyekolah adikku melanjutkan ke sekolah tingkat SMA, dan hendak di titipkan ke rumah salah satu adiknya di Rasau Jaya. 

Tak terasa sudah jam 11: 25 WIB. Sampai di Masjid Mujahidin Kalbar. Aku dan ayah akan segera sholat Jumat di masjid yang terbesar di Kalbar tersebut. Saya yakin, ayah pasti bangga karena sudah pernah sholat di masjid ini. tentu ini juga akan menjadi cerita menarik baginya. Kebetulan juga khatib yang berkhutbah adalah Syekh Ali Jabber.



Usah sholat pukul 12: 40 WIB. Kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke Sungai Adong dan tiba di rumah keluarga pukul 14:00 WIB. Agak lama sampe ditujuannya karena saya yang bawa motor lumayan tidak terlalu kencang.

Saat itu juga, hapeku mendapat kiriman sms, bahwa aku segera ditunggu rapat. Tentu saja tidak bisa saya penuhi undangan rapat tersebut. Selain tidak ada konfirmasi, rapatnya juga dibilang mendadak. Mending saya temanin ayah yang jauh-jauh datang dari kampung. Kebetulan saya juga tidak punya duit buat beli pulsa. Sms tersebut tidak saya balas.

Pukul 17: 15 WIB, aku harus pergi meninggalkan ayah di rumah adiknya. Walaupun aku dilarangnya untuk tinggal sejenak dan pulangnya nanti pagi atau malam saja, tetap saja aku harus pulang. Mau juga aku menemani ayah disini, tapi karena motor yang aku pinjam segera akan ku kembalikan, maka dengan terpaksa aku tinggalkan ayah disana. Maafkan anakmu ini ayah. insyaAllah bila punya motor sendiri nanti kita jalan-jalan keliling Pontianak dan jika aku kaya, kita akan keliling dunia.


Sabtu, 04 Juni 2016.

Pagi jam jam 07:00 WIB, aku ada kuliah, membosankan harus masuk kelas, karena begitu banyak teman-teman saya yang sudah kelar kuliahnya. Itulah mata kuliah yang tidak lulus semester yang lalu.



Pulang ke kampus jam 10:00, aku langsung ke perpustakaan Kota Pontianak hingga menjelang sholat zuhur, aku pulang, usah sholat, ternyata aku langsung ketiduran hingga jam setengah tiga sore. Ya Allah aku lupa akan pergi ke Sungai Adong hari ini. padahal aku janjinya datang siang hari. Ternyata aku sudah mengecewakan ayahku.

Lagi-lagi dengan motor pinjaman. Aku langsung tancap gas menuju ke rumah adik ayahku. Adzan ashar, sholat di masjid IAIN Pontianak, usai sholat lanjutkan perjalanan lagi, hingga tiba ke tempatnya pukul lima sore.

Makan. Lalu bercengkrama dengan keluarga disana. Ternyata aku sudah tidak bisa lagi ketemu dengan sang bibiku yang sudah terlanjur pulang ke rumahnya. Disini aku berdiam sampai sholat maghrib. 

Tiba-tiba dihape pinjaman aku ini berbunyi sms, bahwa motor segera akan di pake pemiliknya. ayah sebenarnya ingin ditemanin tidur disini, tapi lagi-lagi aku mengecewakannya. Aku harus segera pulang. Ayah sebenarnya ingin ikut, tapi tak aku gubris, karena dengan berbagai alasan dan pertimbangan aku tolak. Maaf ayah aku tak bisa menemanimu malam ini lagi di Sungai Adong.

Minggu, 05 Juni 2016.

Bangun pagi seperti biasa. Hari ini ayah akan pulang, aku lagi mikir, motor siapa lagi yang harus aku pinjam untuk menjenguk ayah disana. Ternyata dapat juga motor pinjamannya. Kali ini motor matic, aku langsung menuju Sungai Kakap untuk menunggu ayah disana.

Jam delapan pagi aku sudah tiba di Sungai Kakap. aku cari motor es yang biasa bawa es ke desaku dan kebetulan ketemu dengan paman. Sambil bertanya, ternyata ayahku tidak ada disana. Aku kira ini candaan mereka, aku tak percaya sama sekali. Mutar-mutar keliling pasar Kakap, tak jua aku temui gerangan ayahku. Tanya lagi paman yang duduk di kapal, dia bilang, kan kamu akan menjemput ayahmu jam lima subuh. 

Aduh, aku tak tahu sungguh, bahwa ayah pernah bilang bahwa beliau minta jemput olehku jam lima subuh. Kalo aku tahu, maka sudah pasti aku akan menjemputnya segera. Aku kira dia sudah ada di Kakap, ternyata masih di Sungai Adong.

Singkat cerita, langsung saja aku tancap gas dengan membawa motor pinjamanku dari Sungai Kakap ke Sungai Adong dengan waktu tempuh sekitar satu jam setengah. Tepat jam sepuluh, aku sampai di Sungai Adong dan langsung bertanya kepada paman disana, apakah ayahku masih ada di rumahnya.

Ternyata, ayah sudah pulang satu jam yang lalu. Dia hanya diantar pake motor menuju terminal oplet saja. Ya, ayah naik oplet dari Sungai Adong menuju ke Kakap. Alasan ayah naik oplet adalah untuk mengejar kapal es yang akan pulang ke kampung tepat jam 11 siangnya, dan lagian pula, sore dia akan berziarah makam kakek.

Sudah dipastikan terlambat untuk tiba di Kakap tepat jam 11, karena kalo oplet begitu lama, jauh tempuh juga terasa susah. Bayangkan ayah terpaksa naik oplet dengan empat kali singgah terminal. Sudah bisa dibayangkan kalo untuk menunggu tiap terminal tentu akan terasa lama sekali.

Mendengar kabar tersebut, langsung saja ku mencari ayah ditiap-tiap terminal di sudut-sudut kota. Tak ada ayah ditiap terminal pertama, begitu juga dengan terminal kedua, ketiga hingga ke terminal keempat.

Adzan zuhur berkumandang, tak jua kutemui ayah. Usai sholat tak lagi ditemui. Kupustuskan langsung ke Kakap. Dengan terik panas yang begitu menyengat. Haus ditenggorokan. Perut keroncongan. Dompet yang tipis. Uang yang pas-pasan hanya untuk mengisi bensin. Tetap ku cari ayah disetiap oplet-oplet yang melintas. Tak jua kutemui. Lelah disetiap badan. Ayah dimana dirimu?




Share: 

2 komentar:

  1. Jadi kesimpulanya sampe sekarang kamu belum menemukan ayahmua ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu hanya cerita disaat saya kebingungan mencari ayah yg hendak saya jemput. Tapi beliau sudah naik angkutan umum dan saya mencarinya di angkutan umum tidak ketemu juga, sampainya di pelabuhan, barulah kami bertemu lagi.

      Hapus

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda