Sabtu, 04 Juli 2015

Belajar Sejarah dari Lomba Penulisan Sejarah

Saya yang pake baju biru


ketika saya saat mengikuti perlombaan Karya Tulis Ilmiah yang di adakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 Juni 2015 di Hotel Dangau Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Sebuah event yang berskala se Provini yang di ikuti oleh 60 Mahasiswa/i dari berbagai latar belakang kampus yang berbeda yang ada di Kalimantan Barat.

Lomba Penulisan Budaya Tingkat Mahasiswa Se Kalimantan Barat ini sungguh mengisahkan sebuah momen yang paling berharga. Salah satunya adalah mendapatkan sahabat-sahabat baru dan pengalaman baru juga yang tak kalah pentingnya adalah bertemu dengan salah satu pemateri yang sungguh bagi saya adalah mereka semua adalah luar biasa dalam bidangnya masing-masing. Sebut saja ada Bapak Safaruddin Usman beliau merupakan pemerhati sejarah Kalbar, Ibu Dra. Juniar Purba, dan yang terakhir adalah pak dosen sekaligus pembina Club Menulis IAIN Pontianak yaitu Pak Dr Yusriadi. Mereka bertiga adalah para dewan juri dalam perlombaan tersebut sekaligus memberikan materi dan ilmunya kepada para peserta.



Saya yang di tengah.
Suatu pengalaman berharga bagi saya ketika itu bisa diberi kesempatan untuk bisa menjadi peserta dalam perlombaan tersebut. Perlombaan yang menitiberatkan kemampuan menulis dan berpikir kritis. Di laksanakan di hotel dan harus menginap di sana. Bayangkan, ini pertama kalinya saya bisa merasakan tinggal di hotel. He he...

Namun ada kesan yang paling berharga bagi saya yang saat ini selalu di kenang dalam hati, yaitu pada saat penutupan acara lomba dan penutupan serta acara ramah tamah berlangsung. Spontan para peserta bilang kepada saya. Sesambil dia menunjukan status facebooknya. "coba liat status saya". Spontan saya baca. Apa yang baca ternyata, "Saya menyesal kenapa tidak menghasilkan satupun karya selama masa belajar kuliah S1 dulu". 

Rupanya ternyata dia adalah seorang asisten dosen dari perguruan tinggi swasta yang ada di Pontianak. Dia sangat menyesal sebab tidak menghasilkan satupun karya selama menjadi mahasiswa. Memang penyesalan adalah hal yang ke depan. Tidak mungkin penyesalan itu datang pada saat ini. Maka dari itu, untuk belum menyesal marilah kita yang masih duduk di bangku kuliah berkarya dalam bidang dan kemampuan kita masing-masing agar selalu di kenang oleh sejarah. Sikap abang tadi memberikan pelajaran sejarah buat saya bahwa jangan sia-siakan hidup kita dan masa muda kita. Salam Penulisan Sejarah.

Lampiran Foto Kenangan-kenangan dengan Kawan-kawan LKTI



Selesai Makan foto dulu



Share: 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda