Kenapa harus ditentukan oleh
empat jam? Bayangkan kita belajar di bangku kuliah satu semester, katakanlah
selama enam bulan. Ditentukan oleh empat jam bro, dua jam UTS dan dua jam UAS.
Bayangkan coba, kita ini paham selama
proses perkuliahan dan tiba saatnya UTS dan UAS. Nah bila disaat itu kita lagi
tidak mood, galau karena putus cinta, patah hati, kecewa, merana
serana-rananya. Ini tentunya akan mengganggu segala proses UTS dan UAS
tersebut, jika terganggu tentu banyak pikiran. Akhirnya secara tidak langsung
UTS dan UAS pun tidak maksimal kita laksanakan dan sudah pasti nilainya akan
rendah.
UTS 20% (2 jam) dan UAS 40% (2 jam), jika diwaktu ini kita benar-benar tidak bisa menjawab segala pertanyaannya, maka wassalam dan bersiap-siaplah untuk ngulang tahun depan. Masuk full 10% (selama enam). Tugas kuliah 20% (biasanya hanya satu kali ngerjakan tugas). Lah bayangkan kita masuk kuliah selama enam bulan full, hanya mendapati nilai 10%? Mending pilih masuk UTS dan UAS saja atau masuk pas ngerjakan tugas saja, bereskan, dan itu sudah dapat A atau B bro.
Saya menyesal karena masuk full
dan ternyata dapat C D dan E. Bayangkan dengan mereka yang jarang masuk dan
ternyata dapat A dan B. Bisa saja mereka mencontek. Apalagi jaman ini hape
android sudah canggih kan bro. Apalagi itu soal bukan hitung-hitungan dan bisa
dilacak dengan gugel. Kalo saya jadi
dosen, tak akan saya hitung UTS dan UAS nye, tapi dari masuk kuliahnya. Proses
pembelajarannya itu loh.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda