Mungkin sudah sering dibahas tentang yang namanya “makan dalam kelambu’ dan sebagian masyarakat kebanyakan sudah mengetahui tradisi ini. Ini merupakan adat budaya orang Bugis turun-temurun dalam tradisinya. Karena ritual ini dilakukan oleh orang Bugis, makan dalam kelambu ini ritualnya sangat menarik sebab makannya harus di dalam kelambu. Adat istiadat suku Bugis banyak sekali ritualnya, dan ritual tersebut hampir tidak asing lagi kedengarannya oleh orang melayu. Seperti : buang-buang, lasuji, dan robo-robo dan masih banyak yang lain.
Makan dalam
kelambu di Sepok Laut tidak berbeda dengan daerah lainnya. Prosesi makan
dalam kelambu ini sudah turun temurun dari nenek moyang suku
Bugis, biasanya ritual ini dilakukan pada waktu ada hajatan seperti,
perkawinan, khitanan (sunatan), naik ayun (naek tojang). Tapi untuk masyarakat
Sepok Laut biasanya hampir tiap tahun melaksanakannya. Inilah
tradisi Makan dalam Kelambu di Desa Sepok laut. Bukan hanya acara kawinan
saja tapi juga dilaksanakan tiap tahun atau lebih dan berkumpul satu
keluarga.
Di dalam mengadakan
tradisi ini begitu banyak hal-hal keperluan yang harus disediakan, sebab dalam
tradisi makan dikelambu ini biasanya pada masyarakat Sepok Laut dilaksanakan
setiap tahunnya. Pelaksanaannya di dalam kamar yang di pasang kelambu. Kemudian
seluruh keluarga besar berkumpul duduk di dalam kelambu. Satu orang dipilih
sebagai pembimbing yang dianggap orang yang pandai dan layak dijadikan sebagai.
Bisa kita katakan orang yang dituakan. Inilah yang akan membacakan doa,
mengatur suasana dalam kelambu, pokoknya semua diatur oleh dia. Berkumpulnya seluruh keluarga menandakan bahwa persatuan diantara
satu keluarga itu begitu mengikat dan semakin harmonis.
Tak perlu berkata-kata
yang haram-haram, sebab diantara orang yang melaksanakan makan dalam kelambu ini
tidak semuanya mereka lupa kepada Tuhan. Sebab melaksanakan ritual ini hanya
sekedar untuk menjaga dan melestarikan budaya orang turun-temurun budaya Bugis
khususnya di desa Sepok Laut.
Didalam tradisi ini, sebagian orang-orang yang
mengatasnamakan agama bahwa ini haram tidak diajarkan oleh sunah Rasul. Tapi
kita lihat dulu, apa yang dilaksanakannya apakah bertentangan dengan ajaran
agama atau tidak. Pun dilakukan banyak mengundang sarat dengan doa dan puji
syukur kepada Allah SWT dan dapat mengumpulkan sanak saudara dan para tetangga
yang di undang sehingga dapat memberikan nilai silaturahmi kepada masyarakat sekitar.
Dilakukan juga dengan berdoa bersama. Doa selamat yang dibacakan
kepada orang yang dianggap tetua yang membimbing adat ritual ini. Berdasarkan dari kegiatannya bisa kita uraikan beberapa bahan
pendukung pelaksana makan dalam kelambu. yaitu harus menggunakan nasi ketan
(pulut) 4 warna yaitu putih, merah,
hitam dan kuning dalam 1 piring, Menata
nasi ketannya harus berurutan putih, merah, kuning dan hitam. Di atas ketan
tersebut harus ada telur ayam kampong yang sudah di rebus, menggunakan ayam
panggang 1 ekor ayam kampong jantan. 1 sisir pisang dan pisang yang digunakan
itu pisang berangan. Ditambah lagi peralatan berupa lilin yang akan dinyalakan ketika
ritual itu dilaksanakan. Adapun lilin yang digunakan adalah lilin lebah yang
dililit dengan perca (kain) lalu lilin ini di bakar untuk menerangi kelambu dan
1 perangkat tempat sirih, pinang, kapur, daun sirih, gambir dan tembakau,
digunakan minyak bau dan bereteh dan beras kuning, yang akan digunakan apabila
acara dilaksanakan. Seorang yang
dituakan membacakan doa-doa setelah itu minyak bau dilumuri di telinga,
ubun-ubun, tenggorokan dan pusar (pusat), diambil sedikit-sedikit nasi pulut
yang 4 macam, disiapkan bayang-bayangnya yang diberi makan. Maksudnya yang
dituakan itu memberi makan kepada ruh yang melakukan hajatan. Langsung dia menyuapkan makanan serba sedikit kepada yang
melaksanakan makan dalam kelambu. Setelah itu lilin dikelilingkan diatas kepala
orang yang makan dalam kelambu diatasnya sebanyak 3 kali putaran, 3 kali
sebelah kanan, dan 3 kali sebelah kiri.
Setelah itu dibacakan doa selamat kepada yang makan dalam kelambu. Habis itu lilinnya ditiup, sinar dari luar kelambu menyinari di dalam kelambu. Menandakan acara sudah selesai. Selanjutnya setelah seluruh satu keluarga sudah keluar dari dalam kelambunya. Orang yang dituakan tersebut membawa satu ceper pulut 4 warna beserta telur rebusnya, pisang berangan dan air gula merah di simpan dan diletakkan di tepi sungai. Kemudian satu ceper lagi diletakan di langit-langit rumah. Setelah itu, saatnya untuk menyediakan makanan bagi tamu-tamu yang hadir. Makanan yang disediakan adalah makanan seperti makan dalam kelambu yang dilaksanakan orang tersebut. Pulut empat warna, air gula merah, kopi, ayam bakar, sambal dan juga air minum. Selesai.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda