Tradisi Masyarakat Bugis Desa Sepok Laut, Sungai kakap kabupaten Kubu Raya
A. Tradisi Lesuji
A. Tradisi Lesuji
Tradisi Lesuji adalah tradisi yang dilakukan oleh orang-orang Bugis. Khususnya di kampung Teluk
Harapan, Desa Sepuk Laut hampir tiap tahunnya ataupun juga tiga
tahunan sekali dalam melaksanakan adat ini, jika mampu maka dilaksanakan tiap
tahun namun, jika tidak mampu dalam hal biaya boleh dilaksanakan tiga tahun
sekali. Karena memerlukan barang yang lumayan mahal karena banyak
bahan-bahannya diantaranya:
1. Kemenyan
1. Kemenyan
2.
Minyak Bauk
3.
Bereteh Beras Kuning
4.
Pulut empat jenis warna
5.
Telur ayam
6.
Telur ayam rebus
7.
Ayam panggang
8.
Anak ayam yang masih hidup
9.
Pisang Berangan
10. Air
mium
11. Air
basuh tangan
12. Lilin
putih
13. Lapis
piring menggunakan daun
14. Gendang
dua buah
15. Satu
anak becing (sejenis tamborin)
16. Bambu
yang telah dibelah menjadi tujuh bagian
17. Benang
tujuh warna
18. Dan
Ancak
Untuk bisa melaksanakan ritual ini
(Lesuji) , ditunjuklah orang
yang ahli dalam bidang ini (biasanya seorang dukun yang teruji kemahirannya). Dibacakanlah beberapa
mantra dan doa-doa khusus. Kegiatan
ritual adat Bugis identik dengan ajaran Islam karena biasanya ketika
melaksanakan kegiatan ritual adat biasanya membaca doa-doa selamat juga
biasanya membaca albarzanji.
Ini
hanya adat turun-temurun yang dilakukan orang Bugis, khususnya masyatakat kampung
Teluk Harapan, desa Sepuk Laut. Jika tidak dillaksanakan tak mengapa dan tak ada beban
dalam tradisi ini dan hanya sebagai penjaga warisan leluhur nenek moyang
saja.
B.
Penjelasan
tantang bahan-bahan
Kemenyan
digunakan sebagai pembuat asap untuk memberikan suasana yang harum. Pun juga setanggi digunakan sebagai pengharum
ruangan (Setanggi (bahasa
Latin: dibakar) terdiri daripada bahan biotik harum, yang
membebaskan asap harum apabila dibakar. Istilah setanggi merujuk kepada
bahan itu sendiri, bukannya bau yang dihasilkan. Ia digunakan dalam istiadat
keagamaan, upacara penyucian, aromaterapi, meditasi, bagi menghasilkan
suasana kerohanian, dan menyembunyikan bau kurang enak.
Banyak upacara
keagamaan dan penyucian diri menggunakan setanggi, perlakuan yang kekal
sehingga hari ini. Setanggi turut digunakan dalam perubatan dan bagi nilai aesthetiknya.
Bentuk setanggi berbeda menurut kemajuan teknologi budaya pengguna, dan
kepelbagaian sebab ia dibakar.[1] Minyak bauk digunakan sebagai
pengoles telur, pinang dan juga untuk buang-buang, bereteh beras kuning untuk
ditaburkan saat setelah selesai lesuji
dan pada saat proses buang-buang dilakukan. Pulut (ketan empat
jenis warna yaitu merah, putih, kuning, hitam). Warna merah melambangkan tentang sifat keberanian seseorang, warna
putih yaitu melambangkan kesucian dan kebersihan dimana jika anggota keluarga
sudah melaksanakannya dikatakan bersih, warna kuning, melambangkan tentang sifat kerajaan, hitam mengambarkan
sesuatu dari tanah sebab, manusia diciptakan Allah swt dari tanah melalui
perantara orang tua. Telur rebus diletakkan diatas pulut empat warna tersebut,
ayam panggang, air minum, air putih untuk siram muka, lapis piringnya pakai
daun baruk (semacam daun bakau yang terdapat di daerah Sepuk Laut) sebagai bahan lesuji, lilin putih sebagai
penerang, dua jenis gendang yang digunakan untuk memainkan musik juga anak
becing (seperti tamborin) yang dimainkan pada saat bersamaan memainkan dua
gendang, selanjutnya benang tujuh warna sebagai pengikat bambu yang sudah
dibelah tujuh, bambu dililit keliling
dengan benang tersebut. Ancak adalah
proses terakhir dari pelaksanaan lasuji ini, ancak terbuat dari daun pelepah
kelapa yang sudah dikelupas biasanya ancak diletakan atas sungai ataupun
digantung di tepi parit.
C.
. Sejarah
Lesuji
Bermula dari masuknya orang Bugis di Kalimantan
Barat bermula dari kedatangan Daeng Mataku yang menikah dengan Ratu Malaya,
salah seorang anak Pangeran Agung dari Kerajaan Sukadana. Daeng Mataku ini
pernah membantu menyerang Istana Sultan Zainuddin; pada tahun 1710 atas suruhan
Pangeran Agung, saudara kandung Zainuddin. Karena jasanya itu, Daeng Mataku
diangkat menjadi panglima. Keturunan Daeng Mataku kini tersebar di daerah Sukadana
dan sekitarnya.
Atas
permintaan Sultan Zainuddin untuk mengatasi perang saudara di kerajaannya,
kemudian datang pula Upu Daeng Manambon asal Luwuk bersama saudara-saudaranya,
Upu Daeng Merewah, Upu Daeng Perani, Upu Daeng Celak dan Upu Daeng Kemasi.
Mereka berhasil memenangi perang tersebut. Upu Daeng Manambon kemudian digelari
Pangeran Emas Surya Negara dan menikahi Puteri Kesumba, anak Sultan Zainuddin
dengan Utin Indrawati dari Kerajaan Mempawah. Daeng Menambon kemudian
menggantikan Panembahan Senggauk sebagai raja di Mempawah[2].
Dalam perkembangannya, orang Bugis
kini tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat dan membaur dengan etnis lain
yang ada, terutama Melayu sampailah ke desa Sepuk Laut pada akhirnya
Sejarah Lesuji ini merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan
oleh masyarakat Bugis khususnya di Kampung Teluk Harapan Desa Sepuk Laut hampir tiap tahun atau tiga tahun sekali
dalam pelaksanaannya dalam suatu keluarga. Konon menurut orang
yang dituakan (Daeng Menong) katanya, tradisi ini berasal dari Nabi
Sulaiman saw. Namun, sejarah membuktikan Lesuji ada sejak kedatangan suku Bugis
di Kalimantan Barat yang pada saat itu orang-orang Bugis mendarat di Sukadana
Kayong Utara lalu menyebar sampai keseluruh pelosok Kalimantan Barat hingga
akhirnya sampai juga di Kampung Teluk Harapan Desa Sepuk Laut Kecamatan Sungai
Kakap Kabupaten Kubu Raya.
D.
Mengapa
harus ada Lesuji?
Disamping tradisi, Lesuji juga dapat dipercaya sebagai pengobatan, dan juga
penghilang rasa angkuh seseorang. Dengan ini juga anggota keluarga yang sudah
melaksanakan kegiatan seperti ini dipercaya dapat menghilangkan stres, marah
dan juga sombong. Namun, jika dalam pelaksanaannya ada kesalahan dan kekurangan
maka salah satu anggota keluarga akan ada
kerasukan. Biasanya kalau ada kesalahan dalam ritual ini ada saja salah satu
keluarga yang menjerit kesakitan karena kerasukan makhluk halus. Ini bagi yang
mempercayai sepenuhnya adat ini dan meyakini sepenuh hati jika tidak diyakini
tidak akan terjadi apa-apa.
Jika belum juga bisa melaksanakannya dapat digantikan
sementara dengan cara buang-buang. Berbuang merupakan adat yang masih diamalkan
karena, karena untuk menghindari bahaya, misalnya akan melahirkan agar lancar
biasanya warga juga mengadakan ritual berbuang. Demikian, apabila sakit tidak
sembuh-sembuh mereka juga melakukan ritual berbuang. Berbuang biasanya dengan
mengumpulkan sesaji ke sungai, parit, bahkan juga hutan.[3]
E.
Manfaaat
melaksanakan Lesuji
Tujuan untuk melaksanakan
kegiatatan Lasuji ini selain untuk menjaga kelestarian budaya-budaya
Islam lokal khususnya pada tradisi Lasuji ini. Kegiatan ini juga mengundang
para kerabat, teman juga tetangga terdekat dirumahnya. Jadi dapat memberikan nilai silahturahmi bagi masyarakat
sekitar. Namun belakangan ini adat Bugis sudah jarang ditemukan karena
masyarakatnya sudah melupakan semua walaupun ada sebagian orang yang
melestarikannya namun, kita tetap saja harus ikut andil dalam menjaga khazanah
budaya lokal kita karena ini merupakan warisan leluhur nenek moyang kita. Dapat
kita bayangkan jika budaya kita yang sudah lama dipertahankan hilang begitu
saja akibat pengaruh budaya luar yang sangat tidak pas bagi kondisi dan situasi
kita saat ini.
Selain
iu juga terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam melaksanakan ritual lesuji
ini yaitu mengandung nilai spiritual dimana adat Lesuji ini merupakan
perwujudan dari Tuhan yang maha Esa, mengandung,nilai social, nilai sosial yang
terdapat dalam upacara Lesuji ini dapat dilihat dari keterlibatan seluruh
anggota keluarga untuk mencapai kesuksesan dalam melaksanakan upacara Lesuji,
mulai dari persiapan hingga melaksanakan upacara Lesuji ini. Nilai
kerjasama,tolong menolong merupakan sesuatu yang bermakna dari masyarakat
karena upacara Lesuji ini tidak hanya dilakukan oleh satu anggota saja tetapi
juga melibatkan semua masyarakat sekitar.
[1] www.wikipedia.com[2] www.portal Bugis.com[3] Pemerintah Kabupaten Ketapang, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda