Catatan Sang
Pengantin
Oleh
Rahmat Menong
Indah masa
remaja, sungguh indah. Masa yang tak pernah terulang kembali. Masa yang penuh
dengan cita dan cinta. Ini seorang gadis remaja yang penuh cita dan cinta. Sisi
namanya. Remaja yang periang. Penuh pesona. Bahagia dengan teman sekolah. Tiada
yang mengganggu. Sungguh bahagia.
Entah gerangan
apa di umur 17 tahun ini Sisi kemudian di lamar Ismail yang umurnya terpaut
hanya tiga tahun. 20 tahun usia pria yang melamarnya itu. Antara bimbang dan
gelisah. Di sisi lain Sisi masih berharap ingin melanjutkan belajar hingga ke
Perguruan Tinggi. Di sisi lain pula, ia bingung dengan omongan orang kampungnya
bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi toh nantinya juga menjadi ibu rumah tangga
yang ujung-ujungnya malah ngurus dapur, kasur dan sumur. Ah, takut sekali
sekolah.
Sebenarnya bukan
ocehan-ocehan orang kampung yang membuatnya gelisah untuk sekolah. Yang
membuatnya bingung itu adalah biaya untuk melanjutkannya itu darimana dan pakai
apa uangnya. Belum lagi biaya abangnya yang masih kuliah di kota serta
adik-adiknya yang juga masih sekolah. Sungguh kewalahan orang tuanya memikirkan
biaya sekolah anak-anaknya.
Di buku hariannya,
ia menuliskan cita-cita dan sumpah kepada teman-teman seperjuangannya bahwa
kelak setelah lulus sekolah di desa ini, ia akan melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi lagi. Barangkali sumpah dan cita-cita itu sudah diucapkan
dihadapan temannya, sebab pada tulisan lainnya ia menceritakan, maaf kepada
teman-teman seperjuangannya bahwa ia tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi. Ia
sudah pasrah, kecewa, merana dengan keadaan. Biarlah ia begini, asalkan
adik-adiknya tetap bisa melanjutkan sekolah.
Ini hari
pernikahannya, bukan bahagia yang di dapat. Sedih menghinggap, merayap ke dalam
dada. Menusuk-nusuk ke lubuk hati yang paling dalam. Mau diapakan lagi. Nasi
sudah menjadi bubur. Keinginan untuk sekolah sudah tidak bisa lagi. Nikmati
saja nasi yang telah menjadu bubur, tambahi dengan bumbu-bumbu kehidupan, agar
lebih nikmat. Senikmat makannya orang yang sedang lapar. Terimalah apa adanya.
Biar waktu yang kan menjawab semua. Pasrahlah.
Tenda, musik,
tamu undangan dan penghulu serta kedua mempelai Sisi dan Ismail. Akad sehidup
semati pun telah terlaksana. Inilah awal kehidupan rumah tangga mereka. Pernikahan
yang sah. Pernikahan yang bukan karena apa-apa. Tapi sebab keadaanlah yang
membuatnya, mau tidak mau menerima lamaran pria yang dicintainya. Bukan juga
karena paksaan atau pun sebab kecelakaan lainnya.
Di buku
hariannya, ia menulis, betapa menyesalnya ia menikah secepat ini. Ia begitu
marah kepada ibu, ayah dan abang kakaknya yang kenapa tidak melarang dan
menunda pernikahannya dahulu sampai ia bisa sekolah. Kenapa juga tidak
dicarikan biaya untuk sekolahnya. Dan kenapa ia harus menderita seperti ini? Kenapa
juga ia tidak bicara sendiri untuk belum menikah sedini mungkin. Walaupun
Ismail itu juga dicintainya. Cita-cita untuk sekolah mesti harus diwujudkan. Cerita
ini, akan tetap dikenangnya hingga akhir hayat dan semoga tidak akan terjadi
pada anak-anaknya nanti.
Sepok Laut, 17
Mei 2017
Daftarkan Diri Anda Sekarang Juga Di www.bolacasino88.com Agen Judi Online Terpercaya Di Asia.
BalasHapusPelayanan Yang Professional Dan Ramah
Di Jamin 100% Tidak Adanya BOT Dan ADMIN.
- Minimal Deposit 20.000
- Minimal Withdraw 50.000
Dapatkan Hot Promo Kami Seperti :
- Bonus Refferal Seumur Hidup
- Bonus Sportsbook 100%
- Cashback Sportbook 5% - 15%
- Bonus Deposit Games 10%
- Cashback Games 5%
- Bonus Komisi Casino 0,8%
NB : Syarat Dan Ketentuan Berlaku
Nikmati 7 Permainan Dalam 1 Web Seperti:
- Sports
- Live Casino
- Togel
- Poker
- Slot Games
- Nomor
- Financial
Untuk Informasi Lebih Lengkap Silahkan Hubungi Customer Service Kami :
- Live Chat 24 Jam Online
- No Tlp ( +855962671826 )
- BBM ( 2BF2F87E )
- Yahoo ( cs_bolacasino88 )
- Skype ( bola casino88 )
- Facebook ( bolacasino88 Official )
Hot News :
http://prediksitogelgoyangasoi.blogspot.com/2017/11/jose-mourinho-diincar-psg-manchester.html
http://prediksitogelgoyangasoi.blogspot.com/2017/11/vladimir-vujovic-tidak-akan.html