Saya buka twiter hari
ini, ternyata top trendingnya adalah tentang pilkada di Jakarta yang paling
utama, kemudian disusul oleh beberapa hal yang terkait juga. Kalo membahas tentang pilkada di Jakarta itu
tidak ada habisnya, saya yang berdomisili di kota Pontianak ini melihat dan menyaksikan
dengan kepala sendiri, hebohnya minta ampun hal yang bernama pilkada DKI
Jakarta itu.
Bukan mau sok-sok-an
ataupun menyindir, tapi saya hanya mau menyampaikan pesan pada pembaca
sekalian, terutama untuk kita yang tinggal di luar Jakarta. Bukan apa,
permasalahan di daerah masing-masing kita saja belum selesai dan banyak, ini
malah ikut-ikutan ngomongin pilkada. Apalagi oknum-oknum yang suka bermain
SARA.
Saya baca di halaman
facebooknya Bang Tere Liye, hari ini tanggal 19 April 2017, ia menulis status
yang membuat saya sangat penasaran untuk membacanya. Berikut saya copas
tulisannya di blog ini, sebab, beliau juga menganjurkan untuk share tulisan
ini. Ya, saya share aja di blog saya ini, he.
Berikut tulisannya yang
saya copas dibawah ini.:
*Analisis Penyebab Kekalahan Gubernur
Petahana Jakarta
Saya ditanya banyak orang tentang
hasil pilkada putaran 2 Jakarta ini.
“Bang Tere, kenapa petahana kalah?
Padahal didukung oleh parpol pemenang, didukung ratusan artis, selebritis, yg
terang2an memposting dukungan di medsos, didukung pemerintah berkuasa, didukung
media, didukung banyak sekali pihak, tapi ternyata, justeru calon yang adalah
pecatan Menteri yg ternyata menang? Apa yang terjadi? Bang Tere mungkin punya
analisis-nya?”
Awalnya saya hendak menjawab
pertanyaan ini secara personal, tapi setelah dipikir2, mungkin akan jadi
catatan sejarah menarik 10-20 tahun lagi. Jadi ijinkan sy jawab melalui sebuah
postingan di page saja, biar dibaca banyak orang.
Kenapa Petahana DKI kalah?
Setelah menganalisis banyak faktor,
setelah melihat belasan variabel, dilihat secara komprehensif, maka jawabannya
adalah: karena suara yang dia peroleh lebih sedikit dibanding calon yang
menang. Itulah kenapa dia kalah.
Kurang lebih begitu. Inilah analisis
paling mantap yang bisa sy berikan.
*siapa suruh kalian bacanya serius.
***Eh, kalau kalian kesal karena
bacanya, dishare saja tulisannya, biar yg lain juga ikutan kesal. :) Mulai
malam ini, berhenti bertengkar di medsos gara2 pilkada jakarta. Mending lucu2an
saja, biar silaturahminya disambung lagi.
Saya tak kan membahas
ini panjang lebar. Biarlah semua itu terjadi adanya, bukan apa-apa adanya. Ini Indonesia
dengan umat Muslim terbesar di dunia serta Negara yang diakui oleh bangsa lain
sebagai bangsa berdemokrasi terbesar di dunia.
Belum lagi tingkat
pertumbuhan penduduk yang ternyata semakin hari semakin membludak, membuat Negara
ini juga dijuluki sebagai penduduk terbesar di dunia.
Lagi-lagi Indonesia dijuluki
hal yang demikian, belum lagi dengan SDA kita yang sangat berlimpah. Alam yang
sangat indah serta SDM nya juga sangat baik dan kehebatan orang Indonesia pun
sudah diakui dunia. Serta penduduknya sangat ramah.
Kita ini harus bangga
sebagai bangsa yang besar. Bangsa Indonesia Raya. Indonesia merdeka.
Are you looking for free Google+ Circles?
BalasHapusDid you know you can get them ON AUTO-PILOT AND ABSOLUTELY FOR FREE by registering on You Like Hits?