Senin, 27 Februari 2017

Ngirim Tulisan di Koran

Gagal rencana nulis untuk di koran atau memang sudah ngirim tulisan, lalu terlalu lama atau memang tidak dimuat oleh media yang kita tuju? Alasannya menurut pendapat saya adalah pertama, memang tulisan kita kurang menarik untuk dimuat. Kedua, tulisan kita itu sangat tidak sejalan dengan medianya. Atau mungkin yang terakhir adalah memang sudah kebanyakan yang ngirim, lalu tulisan kita memang sangat dimungkinkan ngantri berkepanjangan. Inilah dilema buat penulis baru yang mencoba ngirmin suatu opini disebuah media.

Berbeda lagi dengan cerpen. Mungkin cerpen agak terlalu mudah dimuat. Sebab bila temanya memang menarik untuk dibaca dan bermanfaat. Tapi untuk di daerah saya, koran lokal yang memuat tulisan cerpen, hampir semuanya terbit di hari minggu. Berbeda dengan tulisan opini yang dimuat setiap harinya.

Berbicara tentang nulis di koran, untuk saya yang baru perlahan-lahan belajar untuk nulis ini, sangat tak lepas dari “ditolaknya” atau dalam bahasa umumnya tidak dimuat-muat oleh koran yang saya tuju.

Nasib emang. Capek-capeknya nulis dan ngirim, eh ternyata tidak muncul-muncul juga di koran. Akhirnya, saya putuskan untuk ngeposting tulisan saya yang tidak dimuat itu di blog. Di blog kita bebas nulis apa saja. Bebas dari tolakan, bebas dari editan dan tentunya kapan pun bisa di posting. Sangat berbeda dengan di koran.



Share: 

2 komentar:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda